Kita seringkali abai.
Padahal, deteksi dini tumor payudara merupakan hal yang sangat penting.
“Rara…, gue diduga kena tumor ganas payudara….”
Aku tersentak. Tak ada lagi kata-kata yang terucap melalui pengeras suara gawaiku. Suara itu menjelma sunyi. Hanya sesekali isak tangis terdengar. Aku masih merekatkan telinga pada gawai yang kugenggam, mendengarkan hening di seberang sana sembari menyiapkan tas kecilku, hendak menyusulnya.
Karin, ia duduk terkulai di bangku koridor rumah sakit. Seorang diri. Aku mendekatinya perlahan, kemudian duduk di sampingnya. Namun, ia tak menoleh. Tetap saja duduk tertunduk. Rambutnya yang terurai menutupi wajahnya yang basah dengan derai air mata. Karin, ia yang biasanya selalu tertawa, kini menangis pilu di hadapanku.
Kuraih badan Karin yang lebih mungil dariku ke dalam rangkulan. Ia tersentak, memandangiku sesaat, kemudian kembali membenamkan wajahnya dalam tangis tanpa membalas pelukanku. Tangannya bergetar hebat dan wajahnya begitu lusuh. Pun begitu dengan rambut panjangnya. Tatapannya yang hanya sepersekian detik terasa begitu memilukan. Nggak apa, Karin. Aku akan menemanimu di sini. Menangislah hingga kamu puas. Menangislah hingga air mata itu habis.
Aku masih ingat dengan jelas, saat empat bulan lalu Karin menceritakan hasil medical check upnya padaku. Ia terlihat cemas. Begitupun denganku. Sahabatku ini bukan seseorang yang mudah menceritakan apa yang ada di hatinya. Karena itu, aku hanya bisa menangkap apa yang ia rasakan lewat ekspresi yang tergambar dengan jelas di wajahnya.
“Ra, ada benjolan di payudara kiri gue.”
“Benjolan apa?” Tanyaku, berusaha tenang.
Ia menggeleng. “Nggak tahu. Disuruh dokter observasi dulu. Kalau menjelang dan sesudah menstruasi nanti benjolannya masih ada, baru disuruh periksa ke dokter bedah onkologi.”
Aku mengangguk sambil berusaha tetap tenang di depannya. Kemudian, aku tak pernah lagi menanyakan kondisinya. Ia akan bercerita pada waktunya, jadi percuma saja kalau aku tanyakan dan dia belum ingin menjawab. Ia hanya akan membalas dengan kalimat, “kasih tahu nggak yaaa,” sembari tertawa. Hahaha, aku sudah hafal dengan kebiasaannya.
Karin melepaskan rangkulanku. Ia kembali membiarkan helai demi helai rambutnya yang lepek menutupi wajahnya. Diraihnya sebuah map putih bertuliskan ultra sonografi, lalu diberikannya padaku.
Kesan:
Lesi solid dengan komponen mikrokalsifikasi dan nodul satelit kuadran inferomedial mammae kiri, suspek maligna.
“Maligna…?”
“Dugaan tumor ganas. Kata dokter, setelah biopsi nanti, jaringan tumornya akan dibawa ke patologi untuk tes lab. Kalau jinak, penanganan selesai. Kalau ganas, dilakukan lumpektomi. Jaringan di sekitar yang terkena sel tumor ganas ini akan diangkat. Tapi kalau sudah berkembang, gue harus dimastektomi alias payudara kiri gue akan diangkat. Setelah itu harus kemoterapi selama beberapa kali supaya sel kankernya nggak menyebar.” Karin menjawab dengan suaranya yang parau.
“Tetep tenang ya. Kalaupun harus operasi, semoga nanti semuanya bisa berjalan dengan baik. Udah bilang ke bokap nyokap?” Tanyaku memastikan.
Ia menggeleng.
“Rin, lo harus cerita ke mereka…”
“Lihat nanti ajalah. Udah ah, capek gue nangis. Yuk, pulang.” Karin kemudian membuang tatapannya dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit ke pintu keluar. Ia segera memanggil taksi, memaksakan senyum padaku sembari melambaikan tangannya, dan berlalu.
***
“Ra, gue udah cerita ke bokap nyokap. Awalnya mereka kaget karena gue bilang mau operasi, terus tiba-tiba mereka nemenin gue ke yayasan kanker minggu lalu buat nyari second opinion. Baru kali ini nih, hahaha.” Karin bercerita saat jam istirahat makan siang. Wajahnya kini tak semuram kemarin, saat aku bertemu dengannya di rumah sakit.
“Ya iyalah, gue jadi bokap nyokap lo juga bakal kaget kali tiba-tiba anaknya bilang mau operasi. Terus, gimana hasilnya?” Tanyaku pada Karin.
“Tumor jinak, Ra… Kata dokternya enggak apa-apa. Tapi ya gue masih harus USG lagi sih buat mastiin.”
“Syukurlah bukan ganas… USG lagi?” Tanyaku, heran.
“Iya, biar lebih akurat aja sih. Bokap nyokap yang nyuruh, mereka skeptis banget kan sama dokter. Nggak tahu sih, gue sempet mikir apa karena kemarin gue USG 2 hari menjelang menstruasi. Kan sebenarnya nggak boleh tuh, tapi gue tetep di USG sama dokter radiologinya. Gue nanya sih waktu itu, tapi dokternya diem aja. Ini di yayasan kanker gue disaranin USG abis menstruasi. Kalau sebelum katanya nggak akurat.”
“Hmm gitu… Terus, gimana kemarin di sana?”
“Gila yaaaa, gue pas daftar, banyak bener pertanyaan yang harus diisi. Ada keluarga yang punya riwayat kanker enggak, merokok enggak, menstruasi teratur enggak, kapan terakhir kali menstruasi, udah bersuami dan pernah berhubungan badan enggak, dan lain-lain. Banyak bangetlah! Kayak lagi ngerjain soal ujian. Hahaha.”
“Terus?”
“Pas diperiksa dokter, dia bilang teksturnya solid, benjolannya kayak kelereng terus mobile, dan batasnya jelas. Kemungkinan besar itu tumor jinak. Untung dokternya cewek. Gila, kalau cowok gue kan merasa ternodai sebagai perawan, hahaha.”
“Anjiiir! Geblek lo! Terus, itu penyebabnya apa?” Sembari tertawa, aku melemparkan tanya lagi pada Karin.
“Yang gue pernah baca sih ini sifatnya hormonal. Kata dokter yang nanganin gue sebelumnya, belum ada penelitian lebih lanjut penyebabnya apa. Tapi kata dokter yayasan kanker jangan keseringan makan micin, junkfood, dan ayam broiler, terus perbanyak buah dan sayuran. Duh, padahal micin sama ayam pedaging goreng kremes kan enak banget ya! Huhu.” Ia memasang wajah sok memelas.
“Ditambah, lo kan kalau stres demen banget makan ciki sama junkfood. Eh tapi, gue pernah baca micin ini banyak penelitiannya dan masih kontroversi sih. Ada yang bilang bisa bikin bodoh sama kanker, tapi ada juga penelitian bilang enggak apa-apa.” Tandasku.
“Entahlah, yang jelas gue kan generasi micin, cuy. AMI, anak micin Indonesia. Makanan di rumah udah kelewat sehat. Kalau camilan pun sehat, hampa hidup gue. Hahaha. Kemarin nyokap ngobrol sama dokternya. Tumor enggak ada obatnya, satu-satunya cara cuma diangkat alias operasi.”
Aku meringis mendengarnya. Operasi ya? Duh, mendengarnya saja sudah membuat bulu kudukku berdiri!
Karena mendengar cerita-cerita Karin, aku pun bertekad untuk mulai mengurangi konsumsi junkfood, agar hidupku lebih sehat. Karin pernah menyarankanku untuk lebih peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhku. Sejak ia diduga terkena tumor payudara, ia menganjurkanku untuk melakukan deteksi dini tumor payudara dengan cara SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Juga, untuk mencatat jadwal menstruasiku.
Ternyata hal ini bukan hanya berfungsi untuk mengecek masa subur pada wanita yang memiliki program untuk hamil, tapi juga agar perempuan lebih peka terhadap perubahan hormon yang dialaminya saat Pre Menstrual Syndrome (PMS). Juga, untuk mengetahui apakah menstruasinya lancar atau tidak. Karena jika tidak lancar, bisa saja ada indikasi penyakit lain pada tubuhnya seperti miom, kista, dan yang lainnya. Dan sejak itu pula, aku mulai banyak mencari informasi mengenai penyakit ini lewat peramban.
SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Salah satu cara untuk deteksi dini tumor payudara adalah dengan SADARI. Hal ini dapat dilakukan oleh wanita 7 hingga 10 hari setelah menstruasi, saat payudara tidak lagi membesar, mengeras, dan terasa nyeri. Hal ini harus dilakukan secara rutin setiap bulan oleh wanita yang sudah mengalami menstruasi.
Berikut langkah-langkah melakukan SADARI:
- Berdiri di depan cermin dengan lengan menjuntai ke bawah. Perhatikan apakah ada benjolan atau perubahan ukuran pada payudara.
- Berdiri di depan cermin dan angkat kedua lengan sampai berada di belakang kepala. Perhatikan apakah ada benjolan atau perubahan ukuran pada payudara.
- Angkat lengan kiri dan raba payudara dengan 3 jari tangan kanan (jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis). Lakukan gerakan memutar, atas ke bawah, atau tengah ke luar untuk meraba apakah ada benjolan atau tidak. Lakukan cara yang sama dengan lengan kanan.
- Tekan payudara ke arah puting. Perhatikan apakah ada cairan yang keluar atau tidak. Pria juga dapat melakukan SADARI dengan cara ini. Meskipun penderita kanker payudara pria tidak lebih banyak dari wanita.
- Berbaring dengan tangan kiri di bawah kepala. Letakkan bantal di bawah punggung dengan payudara menghadap ke atas. Raba seluruh permukaan payudara kiri dengan gerakan memutar dari tengah ke luar atau atas ke bawah dengan 3 jari tangan kanan. Ulangi cara yang sama untuk memeriksa payudara kanan.
Apabila ditemukan benjolan pada payudara, berusahalah untuk tetap tenang dan segera periksakan benjolan tersebut ke dokter. Biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) dengan catatan wanita tersebut tidak sedang dalam keadaan menjelang maupun sedang menstruasi. Sama seperti SADARI, sebaiknya langkah tersebut dilakukan 7 hingga 10 hari setelah menstruasi selesai dan payudara tak lagi mengeras, membesar, dan terasa nyeri.
1. USG (Ultrasonografi)
Menurut wikipedia, ultrasonografi ialah alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh telinga. Alat ini dapat membantu deteksi dini tumor payudara, baik itu berupa tumor jinak, ganas, dan juga kista.
2. Mamografi
Mamografi merupakan pemeriksaan bagian payudara menggunakan sinar-X dengan dosis rendah. Pemeriksaan ini disarankan untuk wanita yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Sedangkan pada wanita muda jaringan payudara masih padat, sehingga tidak efektif untuk mendeteksi adanya sel kanker.
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI atau pencitraan resonansi magnetik adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. Meskipun pemeriksaan MRI cukup nyaman karena hanya berbaring di dalam mesin, namun pemeriksaan ini memerlukan biaya yang cukup mahal.
FAM (Fibroadonema Mammae)
Fibroadonema Mammae (FAM) adalah salah satu jenis tumor jinak yang paling umum terjadi di payudara. Fibroadonema berbentuk bulat dengan batas tegas dan memiliki konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus, serta ukurannya dapat membesar pada masa kehamilan. Penderita fibroadonema kebanyakan adalah wanita berusia antara 15-35 tahun.
Berikut gejala adanya fibroadonema:
- Benjolan tidak terasa sakit (seperti yang dialami oleh Karin).
- Berbentuk bulat dengan tepi benjolan yang jelas.
- Mudah digerakkan.
- Konsistensi benjolan terasa kenyal dan padat.
Kanker Payudara
Kanker payudara menjadi momok yang sangat menakutkan bagi setiap wanita. Bagaimana tidak? Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian terbanyak pada perempuan setelah kanker leher rahim. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 100 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Semakin dini tanda dan ciri-ciri kanker payudara stadium awal dikenali, semakin mudah sel kanker tersebut dihilangkan dari tubuh. Kanker payudara stadium 0 biasanya belum menunjukkan tanda atau ciri apapun. Namun, pada stadium I sudah mulai bisa dikenali.
Ciri-ciri kanker payudara yang mudah diamati ialah sebagai berikut. Namun, jangan buru-buru panik jika menemukan tanda-tanda tersebut ya. Sebaiknya segeralah periksakan ke dokter, karena bisa saja ciri-ciri tersebut adalah karena adanya kista, tumor jinak payudara, mastitis, ataupun abses.
- Munculnya benjolan keras atau tebal di payudara atau area sekitar ketiak.
- Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan payudara.
- Pembengkakan, kemerahan, atau warna kulit payudara semakin gelap.
- Perubahan bentuk pada puting payudara, seperti menjadi bersisik, gatal, muncul ruam kemerahan, atau tertarik masuk.
- Tekstur kulit payudara berubah (muncul kerutan atau menjadi kasar seperti kulit jeruk).
- Puting mengeluarkan cairan berwarna bening, kekuningan, kecoklatan, atau bahkan darah.
- Rasa sakit pada payudara yang tak kunjung hilang, bahkan saat memasuki masa menstruasi bulan berikutnya.
- Bengkak di sekitar ketiak yang disebabkan karena pembengkakan kelenjar getah bening.
- Pembuluh vena terlihat pada payudara, akibatnya urat-urat di payudara terlihat dengan jelas.
Perbedaan ciri dan gejala tumor jinak dan tumor ganas memang kadang sulit dikenali. Untuk itulah, penting sekali untuk melakukan deteksi dini tumor payudara dan memeriksakan diri ke dokter agar penyakit ini bisa segera ditangani.
***
“Ra, tumor gue jinak. Ada kista juga tapi karena kecil dan isinya cairan, ntar bisa hilang sendiri dengan menjaga pola makan sehat. Barusan gue ambil hasil USG. Besok gue rontgen thorax sama tes darah, terus minggu depan operasi. Takut sih ngebayangin tubuh gue dibeset terus tangan gue disuntik jarum infus. Pertama kali dirawat inap nih.” Sore itu, Karin memberikan kabar padaku, yang spontan membuatku ikut merasa lega. Ia kemudian mengirimkan foto hasil USGnya padaku melalui whatsapp.
Kesan:
Lesi padat pada mammae kiri, BI-RADS 2 DD/FAM
Fibrokistik mammae dengan kista <1 cm multipel pada mammae kiri
“Oh gituuu… Semoga operasinya lancar ya!” Hanya itu balasan yang kukirimkan padanya. Semoga operasi pengangkatan tumor jinak di payudaramu berjalan lancar, Karin.
Puteno
Wah tulisannya bermanfaat sekali. Sudah mengingatkan kita untuk SADARI. Duh Micin itu enak tapi….. seperti mawar indah yang berduri.
Lisa Fransisca
makasih uni! yuk lebih aware sama kesehatan diri sendiri 🙂
iuef (Ayu F)
Lisaaaa… ini asyik banget, meski beberapa info terpaksa aku skip bacanya… yuk kita belajar infografis, biar makin asyik kasih infonya…
Lisa Fransisca
makasih kak ayu! yuk, semangat belajar bareng!
taumyalif
Tulisan ini sangat bermanfaar buat para wanita dan para suami agar waspada tentang kanker payudara.
Lisa Fransisca
terima kasih, mas
tutyprihartiny06
Sukakkk dech cara KakLis menyampaikan info sepenting ini. Seimbang antara ilmu dan fiksi. Terimakasih KakLis membuat saya ‘sadar diri’…
Lisa Fransisca
terima kasih, kak tuty! yuk semangat sehat 💪
Pena Kartini
Lisa, kreatif banget cara penyampaian informasinya dicombine dg sebuah cerita pendek.. makasi Lisa, tulisan ini penting banget 🙂
Lisa Fransisca
thankyou, Kar! jangan lupa SADARI ya, hehe
Pena Kartini
Iyaa, Lisa!! Aku praktekin di rumah
Deny Oey
Lisa sedang mencoba menulis sesuai KBBI ya?
Gawai, peramban, hhmm…
Tapi bagus koq, menggabungkan cerpen dengan campaign tapi masih menarik untuk dibaca. Good job!
Lisa Fransisca
hahaha ketauan ya, bang? ternyata menulis sesuai KBBI itu sulit ya.
thanks anyway!
Dewi Setyowati
Waah manfaat sekali tulisannya.. tetapi tetep aja parnoan utk masalah yang begini2an.. wkwkwk.
Lisa Fransisca
iya ya mbak, memang masalah kek begini bikin parno sih
ristiyanto
Mbak, kok itu nyebut merek ayam goreng wkwkw…
Anak zaman now jangan mau dong disebut AMI.
Lisa Fransisca
oh iya, astagaaa! aku edit ah 😀
thanks bangris!
Antin Aprianti
Aku pikir ini cerita pendek loh pas awalnya, eh pas baca sampai bawah ternyata ada informasi penting banget untuk perempuan. Thanks sharingnya kak
Lisa Fransisca
masama, kembaran! haha
dayuanggoro16
Sangat bermanfaat, tapi sedih juga sih pas baca cerita awal. Semoga temenya bisa sembuh yah Amin.
Lisa Fransisca
terima kasih, dayu! nanti saya sampaikan kepada ‘tokoh Karin’.
beruntungnya tumor jinak itu diketahui sejak dini dan setelah operasi dia dinyatakan sembuh.
Diah Sally DSM
Ikut prihatin atas kejadian temannya yaa ka. Lekas sembuh untuk temannya.
Ka Lisa asik banget pemaparannya. Tulisannya daging banget. Aku baru tahu ternyata itu bisa terjadi karena pola makan yaa.
Ya ampun, jadi pengen bilang ke orang-orang untuk stop makan micin dan jadi AMI.
Lisa Fransisca
terima kasih, kakak MC! nanti salamnya disampaikan ke ‘tokoh Karin’ ya.
keknya sekarang banyak ya kak penyakit yang dipicu karena gaya hidup gak sehat, tapi ya kadang ada juga kasus udah hidup sehat tapi tetap terserang penyakit.
cuma gak ada salahnya kan, mencegah daripada mengobati 🙂
Agusonpapers
banget pentingnya ini, kadang terabaikan dan sadar saat mulai terasa ada perubahan….share yang kaya gini mesti dishare kemana mana nih…
Lisa Fransisca
terima kasih, mas
Novtalia
Cerpen berisi informasi kesehatan suka sama tulisannya…btw aku juga sempet mikir kena kanker payudara tapi setelah cari informasi sana sini untungnya enggak.
Lisa Fransisca
makasih, kak!
iya, ada baiknya kalau kena vonis gitu coba cari second opinion biar ketemu solusinya dan dapat penanganan tepat.
Bang Yudi
Perlu dibaca nih oleh kaum hawa. Sehat pola makannya. Trus itu Karin gimna keadaannya skrng?.
Lisa Fransisca
karin sudah dinyatakan sembuh dari tumor jinaknya, bang yudi.
btw nggak hanya kaum hawa lho, pernah juga ditemukan kasus kanker payudara pada pria.
swwmutiara
Jadi teringat momen bff gue sharing hal yang sama, jadi perempuan itu susah yah.
Terimakasih ilmu SADARI nya Lisa. Anw, i love your story telling way di postingan ini, ngalir dan sesuai realitas banget. Thumbs up 👍👍👍
Lisa Fransisca
makasih kak muti! btw, gimana kondisi temannya sekarang? sehat2 kah?
swwmutiara
Puji Tuhan, she’s fine now . Sehat selalu Lisa. Gbu.
Lisa Fransisca
you too kak, sehat selalu & GBU!
Annisa
Gaya tulisannya baru yaa, kreatif dan makin bagus. Informasinya bermanfaat banget, Lisa. Thanks ya 🙂
Lisa Fransisca
thankyouu, nisa!
Ning
Lisa, tulisan kamu keren banget. Berasa baca novel, bahasanya bagus, & informatif banget.
Ning
Ah iya, semoga opeasi Karin sukses & cepet sehat & ceria lagi. Amin
Lisa Fransisca
terima kasih, Kak Ning! nanti disampaikan ke ‘Karin’ ya.
Maya Nirmala Sari
Sehat sehat selalu buat Karin dan Lisa yaa.. Memang penting banget untuk mengenali tubuh sendiri. setiap muncul hal yang diluar kewajaran bisa langsung diketahui dan langsung minta saran dokter.
Lisa Fransisca
iya, setuju deh sama Kak Mae. sehat selalu juga, Kak 💪
Kalena Efris
Aku termasuk orang yang suka makan apa aja, Kak. Suka junk food juga, ga peduli banyak micin atau enggak. Baca ini jadi kepikiran, ternyata banyak yang harus di ubah dari pola makanku. Btw makasih yaa kak, informatif bangett.
Lisa Fransisca
sama2 Kak Kal, sehat selalu ya biar bisa nanjak banyak gunung. hahaha.
EkaSiregar.com (@bangekasiregar)
ini keren banget.. semoga banyak baca nih yang beginian…
https://www.ekasiregar.com
Lisa Fransisca
terima kasih, Babang
Yunita Tresnawati
Awalnya kukira cerpen, semakin ke bawah loh koq banyak sekali pengetahuannya. Memang kita nih perempuan suka ga perhatian sama kesehatan tubuh sendiri, lebih parahnya kaya aku gini yang takut menghadapi kenyataan makanya ga pernah general check up. Terima kasih infonya Lis
Lisa Fransisca
sama2 Kak Yun. selalu jaga kesehatan yaaa.
Ifa Mutia
Keren tulisannya..seperti cerpen jadi info tang didalamnya jadi lebih menarik untuk dibaca, tidak kaku.
Salut.
Lisa Fransisca
terima kasih, Kak Ifa
lenifey
Enak banget kak baca tulisannya.. informatif sekali..
Lisa Fransisca
thanks KakLen
Muhammad Iqbal
Baru mau tanya…. Itu yg observasi dokter cowo? Eh ternyata cewe…
Kalo cowo…. Hahaa
Lisa Fransisca
tapi pada kenyataannya banyak kok dokter bedah onkologi cowok. dokter kandungan juga banyak cowok. hehe
Hayati Ayatillah
Semoga karin lekas sembuh ya 😊😊😊
Lisa Fransisca
terima kasih, kakhay! nanti disampaikan.
airin
Informatif, keren
Lisa Fransisca
thanks Kak Airin
Budi Setiadi
bermanfaat banget artikelnya..emang harus medcheck sih agar tau kondisi badan kita…
Lisa Fransisca
iyes, bang. meskipun takut pastinya ya. terima kasih sudah mampir.
titi purwati
wah mesti ngurang2in micin sm junkfood niii
Lisa Fransisca
duh padahal micin enak ya kak
Inez
seperti pernah dengar ceritanya….
thanks buat sharingnya ya 🙂
https://helloinez.com
Lisa Fransisca
hahaha thanks inez, ini memang fiction based on a true story 😂
EkaRahmawatizone
Ini tulisannya dikemas dengan sangat apik. Aku suka hehhe. Terus informasinya lengkap lagi 🙂
Lisa Fransisca
terima kasih, Kak Eka 🙂
nasa
Cerita dulu terus materi. Menarik.
Informatif bget, aplgi gw yg g pernah baca hal bginian
Lisa Fransisca
terima kasih, Nasa
simukti
What ?
ekapsari99
Penting banget buat keep protect to our body yaa kak. Gal boleh cuek dan harus preventif. Thanks kak
Lisa Fransisca
masama, Kak Eka. iyes, ga boleh cuek kalo sama kesehatan diri sendiri ya 🙂
Arlindya
Tadinya kukira cerpen. Kreatif juga menyampaikan info dgn cara yg menarik
Lisa Fransisca
thankyou, Kak Arlin!
elsalova
menarik sekali bahasannya, terimakasih ya deeek
Lisa Fransisca
masama, Kak Chacaaa
Nunik Utami
Kalo udah ngomongin kanker, duuhh… ngeri banget. Perempuan memang seharusnya rutin mamogafi dan pap smear, untuk usia dan kondisi tertentu. Tapi kadang ya masih lalai.
Lisa Fransisca
iyes, mbak. dan untuk yang belum menikah juga sebaiknya rutin USG atau minimal SADARI ya, hehe.
Fajar Hidayat (@PangeranLelea)
yang penting endingnya berakhir bahagia yaa
Lisa Fransisca
iya, mas. thanks sudah mampir!
Williana Nana (@willynana)
Gaya tulisannya bagusss, sukaa deh, jadi terkesima bacanya karena diawali dengan cerita kayak cerpen gituu hehe. Duh ngomongin tumor jadi inget pernah kena tumor tapi sudah diangkat, memang alangkah lebih baiknya mengikuti semua saran dokter sih karena dokter pasti juga berperan untuk ikut membantu menyembuhkan.
Dan ternyata selain junkfood, micin juga bisa menimbulkan tumor ya? Astaga micin itu enak lohhh hahaha. Oh ya fyi, tumor jinak sering tumbuh di remaja kisaran usia 20-25an. Atau bisa disebabkan umur remaja kisaran kepala 2 tumbuh tumor karena terlalu banyak konsumsi mecin kali yaa?
Lisa Fransisca
halo kak, terima kasih sudah mampir ya.
iya ya tumor jinak sering tumbuh di kalangan remaja. mungkin karena hormonnya belum stabil ditambah usia segitu juga belum terlalu mikirin pola makan sehat dan olahraga teratur, maybe? just my personal opinion sih ini, hehe.