Menyelam di Amed 2 tahun lalu mengenalkan saya pada dunia baru. Dunia bawah laut yang tak bising. Yang memanjakan indera penglihatan dan pendengaran. Dunia itu membawa saya pada sebuah keputusan: mengambil lisensi menyelam.

Maret 2021. Pandemi tak kunjung usai. Persiapan perjalanan kali ini lebih banyak dari biasanya. Mengalokasikan dana darurat untuk isoman jika terpapar Covid-19. Membawa laptop kantor. Menyiapkan tes antigen atau PCR sebelum penerbangan. Hingga, update informasi harian Covid-19. Repot ya? Hahaha, yaa mau bagaimana lagi.

Saya dan teman seperjalanan, Uni Reno, akan menyelam di Nusa Penida. Dengan Temple Dive sebagai dive center.

Hari yang dinanti tiba. Saya hendak menyeberang ke Nusa Penida. Setelah semalam menginap di Sanur. Pandemi menghantam keras sektor pariwisata. Menjadikan Bali kini sepi pengunjung. Di satu sisi, saya mendapat upgrade kamar gratis dari pemilik penginapan. Namun di sisi lain, pemasukan beliau menjadi jauh berkurang.

Jam belum menunjukkan pukul 7. Tetapi, saya sudah tiba di pelabuhan. Ini dikarenakan saya bertemu dengan seorang Bli. Yang menawarkan naik motor ke pelabuhan dengannya. Hari itu kapal penyeberangan terlambat berangkat. Karena adanya pemeriksaan, seluruh penumpang tiba di Nusa Penida pukul 9:30. Di sana Daniel dan Prisil, tim dari Temple Dive, telah menunggu. Kami pun berkenalan. Kemudian, berangkat menuju dive center dengan motor.

Prisil selaku dive master akan menyelam dengan Uni Reno yang telah berlisensi. Sedangkan Daniel adalah instruktur menyelam saya.

Hari pertama

Setiba di Temple Dive, saya masuk melewati resepsionis. Di sisi kanan, tampak sebuah ruang kecil terbuka. Di sinilah saya akan diajarkan teori Scuba Diving. Seperti tekanan air, penggunaan alat, cara menghitung tabel selam, risiko penyakit, interaksi dengan biota laut, dan pengenalan dive computer.

Hal pertama yang saya lakukan adalah mengisi lembar Kondisi Medis Penyelam. Formulir ini berisi riwayat penyakit pernapasan, jantung, sakit kepala. Juga, riwayat Covid-19. Kemudian, kelas dimulai dengan menonton video PADI Basic Scuba Diving Skill.

Tiga bab materi berhasil diselesaikan. Karena itu, saya diberikan latihan soal pemahaman. Yang kemudian jawabannya dibahas oleh Daniel.

Setelah teori selesai, kami berpindah ke samping kolam. Pertama-tama, Daniel menerangkan alat-alat yang digunakan untuk menyelam. Kedua, ia menjelaskan fungsi alat tersebut. Ketiga, ia mendemonstrasikan cara memasang BCD ke tabung. Keempat, ia menerangkan cara mengecek kondisi regulator, octopus, dan gauge. Dan terakhir, ia mengajarkan cara menyusun alat-alat tersebut pada BCD saat akan menyelam. Setelah itu, saya diminta mempraktikkannya sendiri.

Usai penjelasan alat-alat, saatnya belajar teknik di kolam renang. Saya diajarkan cara mengatur napas, hand signal, posisi badan saat menyelam, mask clearing, dan teknik lainnya.

Kelas usai setelah praktik di kolam. Di waktu bersamaan, Uni Reno tiba di dive center. Ia datang dengan kapal penyeberangan jam 3 sore. Setelah berbincang-bincang dengan Daniel dan Prisil, Uni Reno dan saya check in penginapan. Road Beach Sunsun terletak di belakang Temple Dive. Dan, langsung menghadap ke bibir pantai.

Malam menjemput. Uni Reno dan saya makan malam di Penida Colada. Restoran ini direkomendasikan oleh Daniel dan Prisil. Ternyata ada sajian live music saat itu. .

Bau laut menyesap. Purnama menggores di langit malam. Mengintip malu di balik helai daun-daun pohon. Hempasan ombak memecah pantai, menjelmakan melodi. Sahut-menyahut dengan keindahan suara sang vokalis. Sembari memetik gitar, ia bernyanyi

“I see skies of blue and clouds of white. The bright blessed day, the dark sacred night. And I think to myself what a wonderful world…”

– Louis Armstrong –

Hari kedua

Hari kedua, kelas dimulai pukul 8 pagi. Satu jam kemudian kami berangkat untuk ujian di laut. Manta Point adalah spot penyelaman pertama kami. Perjalanan memakan waktu hampir satu jam. Setibanya, saya diajarkan back-roll entry. Setelah itu, dari permukaan Daniel dan saya bersama-sama memencet tombol deflate dan perlahan memasuki kedalaman.

Sesuatu yang besar perlahan mendekat ke arah kami. Layaknya burung yang mengepakkan sayap di langit, ia melebarkan siripnya di lautan. Mobula ray!! Mereka mengayuh lambat siripnya dan berlalu-lalang di hadapan kami. Kebanyakan orang mengenal mereka dengan manta ray.

Setelah asyik mengamati mobula, Daniel dan saya turun ke dasar laut. Hamparan pasir terbentang di sana. Sembari ujian, beberapa biota laut sesekali mengalihkan fokus saya. Seekor stone fish yang menyerupai karang melompat-lompat. Di sisi lain, beberapa ekor sting ray mengintip dari balik pasir.

50 menit berlalu dan kami kembali ke kapal. Vallerie, tim dari Temple Dive, bercerita. Ia bertemu seekor mobula yang terjerat tali. Kemudian, ia mendekat dan membuka tali yang menjerat tubuhnya. Tali lalu dibawanya ke kapal agar tak menjerat makhluk laut lainnya.

Kami berpindah ke lokasi penyelaman berikutnya. Toya Pakeh. Memasuki kedalaman, kami disambut dengan visibility yang sangat baik. Karangnya berwarna-warni, berayun-ayun mengikuti arus. Saya berlatih untuk lebih rileks di dalam air. Jika hilang fokus, Daniel dengan sigap memberikan hand signal. Slow down. Breathe in and out. Kemudian setelah posisi dan buoyancy saya lebih baik, ia melanjutkan. Are you okay? Let’s continue our dive.

Toya Pakeh merupakan spot yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya. Di sini, saya bertemu dengan Blue-spotted puffer fish. Dan juga, barakudaaa!! Ini kali pertama saya melihat predator bergigi tajam ini secara langsung.

Penyelaman usai kira-kira pukul 3 sore. Karena sudah kelelahan, kelas akan dilanjutkan keesokan harinya. Fleksibel sekali, bukan? Tak lama, malam menyambut. Lelah masih akrab menemani tubuh. Oleh sebab itu, Uni Reno dan saya membeli makan malam dengan layanan pesan antar. Beruntung sekali beberapa restoran menyediakan layanan tersebut. Tentu saja informasi ini kami dapat dari Daniel dan Prisil.

Hari ketiga

Pagi kembali menjemput. Jam 8 pagi kelas dimulai. New day, new technique! Hari ini saya mengenakan dive suit dengan lengan pendek. Ternyata menggantinya adalah pilihan yang tepat. Saya merasa lebih rileks dan bisa bergerak lebih leluasa.

Crystal Bay merupakan tempat penyelaman pertama hari ini. Memasuki air, ujian pertama menanti. Yaitu mempraktikkan cara menghadapi buddy yang kelelahan saat berada di permukaan.

Setelah ujian pertama, Daniel dan saya menekan tombol deflate dan bersama-sama masuk ke air. Dengan kondisi karang yang beragam, ada banyak biota laut di sini. Penyu, garden eel, ikan badut dengan anemon. Bahkan, flounder fish! Arus di spot ini juga lebih kencang dibandingkan penyelaman sebelumnya.

Di beberapa titik, suhu air terasa jauh lebih lebih dingin. Dikarenakan adanya pertukaran air laut. Air yang berada di dasar laut naik ke permukaan. Sedangkan air di permukaan bergerak turun ke lapisan laut yang lebih dalam. Fenomena ini dikenal dengan upwelling dan downwelling.

Ujian berikutnya ialah melepas masker kemudian memasangnya kembali. Lalu, melepas BCD dan memasangnya kembali. Bagaimana cara membaca kompas. Dan terakhir, simulasi menolong buddy yang kehabisan udara saat di air. Kemampuan dasar ini harus dimiliki oleh seorang penyelam. Jadi, apabila terjadi masalah, diharapkan bisa rileks dan mencari jalan keluarnya.

Usai penyelaman pertama, kami menuju spot kedua. SD Point. Didi yang hari itu bertugas sebagai kapten, memberhentikan kapal. Sembari beristirahat, kami menyantap makan siang. Istirahat diperlukan sebelum penyelaman berikutnya. Hal ini berguna untuk menetralisir kadar nitrogen dalam tubuh.

Setelah menyelam selama 58 menit, kami melakukan safety stop dan kembali ke permukaan. Kapal datang menjemput. Kami pun kembali ke dive center. Usai bebersih, saya menyelesaikan 2 bab teori yang tersisa. Dan esok hari, ujian tertulis telah menanti.

Hari keempat

Seperti hari-hari sebelumnya, Uni Reno dan saya bangun pukul 6 pagi. Berjalan kaki mengelilingi pulau memberikan kesegaran bagi kami. Suasana yang tenang. Udara yang sejuk. Ah, nyaman sekali rasanya.

Sekitar jam 7, ujian tertulis dimulai. Dan, Daniel langsung memeriksa hasilnya. Horeee! Saya lulus sertifikasi PADI Open Water Diver! Senang sekali rasanya. Terima kasih semua atas bimbingannya! Daniel, Prisil, Uni Reno, dan teman-teman Temple Dive.

Recommended Posts