Untitled

Pasir berdesir. Suara ombak pecah, menghantam karang, menggulung hebat. Gemuruhnya ciptakan irama merdu, menghipnotisku yang menjejak di bawah mega-mega merah jingga cakrawala. Di hamparan pasir putihmu.

Irama air terjun menderu, mengalir deras ke lautan lepas. Berkejar-kejaran dengan ombak.

Rupamu elok. Dalam deras aliranmu, berkawin air asin dan tawar. Melebur menjadi satu.

DCIM101GOPROGOPR5513.

Banyu Tibo, kau seakan menjadi pengobat tubuh kami yang melunglai. Yang lelah menempuh berjam-jam perjalanan dari Jogja menuju Desa Widoro, Pacitan. Diguncang dalam mobil berkapasitas 15 orang, dengan jalur yang berliku dan tak rata. Rusak, entah oleh apa.

Aku berpijak di tepian tebing. Diam tak bergeming. Membiarkan angin menyeruak, menyibakkan helai demi helai rambut yang kubiarkan terurai.

Kupejamkan kedua mataku. Kuhirup aromamu.

Dalam.

Dan semakin dalam.

Ada perasaan tenang di sana.

Sshhh… sshhh…

Irama desir pasirmu mengalun lembut di telingaku. Ombak menghantam karang, menggulung hebat, berkejar-kejaran. Seakan tak mau ia terhenti, meski jingga telah membias di cakrawala.

IMG-20170311-WA0080

Banyu Tibo, di sini, sekelompok anak muda berderai tawa. Asyik mengabadikan potret indah rona jinggamu. Agar kelak menjadi pengingat bahwa mereka, dan aku, pernah menjejakkan kaki di sini. Dibuai dekap hangat mega-megamu.

Recommended Posts