Walkin’ thru the sleepy city
In the night it looks so pretty
Till I got to the one cafe
That stays open night and day… ♪The Rolling Stones – Sleepy City
Bulan mengintip malu di sela-sela dedaunan. Gelap merekat ke sisi. Jarum jam belum melewati angka 10. Tetapi, kondisi jalan sudah terlihat sepi. Hanya satu dua kendaraan bermotor yang lewat. Juga, sebuah warung makan yang riuh dengan canda tawa sekumpulan anak muda.
“Betah ya di sini. Tenang, nyaman. Kira-kira Chiang Mai kayak gini enggak ya?” Tanyaku pada Merin. Esok hari kami memang berencana mengunjungi kota tersebut.
“Kayaknya lebih rame sih. Chiang Mai kan kota budaya dan adventure.” Jawabnya.
Aku dan Merin kembali menyusuri bahu-bahu jalan Chiang Rai. Mengenang kejadian-kejadian lucu yang terjadi dalam perjalanan menuju Golden Triangle dan Donsao tadi. Juga, asyik membicarakan hari yang kami habiskan di Chiang Rai, si sleepy city.
***
Sore hari, sekitar pukul 6, kami kembali ke Terminal Bus Chiang Rai. Perjalanan panjang menuju Golden Triangle cukup menguras tenaga.
“Lelah… Mau kemana nih kita?” Tanya Merin.
“Bebas, tapi enggak mau balik ke hotel. Takut mager.” Jawabku.
Kami menyisir deretan pertokoan di dekat terminal bus. Hanya beberapa toko yang terlihat buka. Termasuk ruko-ruko yang menyediakan jasa pijat.
Tiba-tiba, persis di perempatan jalan, langkah kaki terhenti. Sebuah kafe menyita perhatian kami. Aaaah, kuciiingggg! Aku dan Merin berpandangan. Senyum menyeringai menghiasi wajah. Merin mengangguk semangat, pun begitu denganku. Tanpa pikir panjang, kami membuka pintu dan melangkah masuk ke cat cafe.
Ada berbagai menu makanan dan minuman dijual di cat cafe ini. Aku memesan segelas ice matcha latte. Sedangkan Merin memesan segelas thai tea serta sepiring pasta.
Usai memesan menu pilihan, kami segera membuka sepatu dan kaos kaki. Kemudian, meletakkannya di rak yang telah disediakan di depan pintu masuk.
Aku membuka pintu kaca perlahan. Seekor kucing duduk dengan tenang di bibir pintu, seakan menyambut kedatangan kami. Beberapa yang lain sedang tertidur pulas di bantal-bantal duduk pengunjung. Adapula yang sedang bermain, tertidur di langit-langit, bermalas-malasan di dalam rumah mungil mereka. Pun, adapula yang memasang tampang angkuh karena berkali-kali menjadi model foto.
Hahaha, tingkah mereka menggemaskan sekali! Ajaibnya, rasa lelah kami seakan hilang.
Uniknya, di tembok bagian belakang, terpajang foto-foto serta nama kucing kafe ini.
Suasana cat cafe sore itu begitu tenang. Semua orang terlihat bahagia, bercengkerama bersama hewan mungil yang menurut penelitian bisa melepaskan hormon oksitosin. Hormon yang dipercaya berfungsi menciptakan perasaan tenang dan rileks.
Seekor kucing berjenis British Shorthair Calico berjalan mendekati meja kami. Ia menarik rok Merin dengan kaki depannya, kemudian terlelap di sana. Merin dan aku hanya berpandangan, lalu tertawa. Mungkin ia nyaman berada di sana. Hahaha.
Kami biarkan ia pulas dalam lelapnya. Sedangkan Merin dan aku kembali asyik memerhatikan tingkah lucu kucing di kafe ini. Ah, damai sekali rasanya di sini.
Tak terasa jam terus bergerak. Kini jarumnya tengah menunjukkan tepat pukul 8 malam. Merin mengajak untuk segera ke Night Bazaar dan kembali ke hostel.
Chiang Rai Night Bazaar
Jarak dari Cat ‘n’ A Cup ke Chiang Rai Night Bazaar hanya 1 kilometer. Banyak barang dijajakan di sana, termasuk beberapa pakaian yang kental dengan suasana etniknya.
Chiang Rai Night Bazaar memiliki lahan cukup luas dengan pengunjung yang terbilang ramai. Uniknya, ada 2 kawasan untuk menikmati makan malam di sini. Kawasan pertama bernuansa “Thailand banget”. Beberapa pemain musik melantunkan lagu-lagu Thailand di atas panggung.
Di pelataran, sekerumunan orang membentuk sebuah lingkaran besar. Mereka menari mengikuti irama dan gerakan yang dicontohkan oleh penari di panggung. Merin dan aku mendekat. Kemudian, disambut dengan hangat oleh penduduk lokal untuk menari bersama. Iseng, kami mengikuti gerakan kaki dan tangan mereka meski gerakan kami banyak yang salah.
Di kawasan lain, menawarkan nuansa “Western” dengan iringan lagu-lagu bernuansa country.
Suasana hangat begitu terasa malam itu. Sayangnya, malam semakin larut dan kami harus kembali ke hostel. Mengingat esok kami harus melakukan perjalanan dari pagi hari.
Ratna Farida
Jadi benar ya cafe kucing ini. Temen aku khan suka banget sama kucing suka cerita.
Hmm.. tapi kalo aku nggak bakalan masuk Mba, aku parno sama hewan hehe..
Tapi seru ceritanya, suka baca cerita siapapun yang ngebolang ke mana aja jadi tahu setiap tempat di ujung dunia selain Indonesia.
Lisa Fransisca
Hi, Kak. Terima kasih ya.
Mrs.kingdom17
Wahh alur ceritanya menarik banget mba, awalnya aku kira cerita novel gitu, ehh ternyata tentang travelling yang dikemas dengan sangat menarik, saking menariknya ehh tiba-tiba udah kelar aja. Btw, aku bukan penggemar kocheng, tp kog kyknya seru ya minum minum cantik ditemenin kocheng…
Lisa Fransisca
Iya, seru. Terima kasih, Kak.
Putri Reno
Wah cafe kucing. Pasti nyaman sekali berada disana. Kucingnya lucu lucu. Apakah kucing di sana suka usil minta makanan para tamu. Atau memang mereka punya makanan sendiri jadi udah ga suka makanan tamu.
Lisa Fransisca
Kebetulan kucingnya enggak usil minta makanan tamu.
Mereka punya makanan khusus & ada aturan enggak boleh kasih mereka makan selain catfood yang bisa dibeli di kafe.
nia devy
Kucingnya lucu- lucu bangeeet, nyaman juga tempatnya. Cozy gitu cocok buat cat lovers
Lisa Fransisca
Iya Kak, cozy banget tempatnya.
Tuty prihartiny
Untuk yang biasa berakrab-akrab dengan kucing, cat cafe sesuatu banget ya kaklis. Dan semoga mereka pun nyaman di tengah kita. Kalau di Jakarta, ada juga ndak kak, cafe sejenis ini?
Btw.. foto2 mu kak…. makin kerennnn
Lisa Fransisca
Terima kasih, Kak Tuty.
Di Jakarta sekarang udah mulai banyak juga kafe kucing.
feMz
Kirain isinya kucing2an tau kucing beneran ya. Trus kucingnya jd rebutan gitu ga si? Apalagi pas pengunjungnya banyak.
Pas kita makan atau minum kucingnya rese ga? Haha
Lisa Fransisca
Enggak rebutan, Kak. Karena di kafe ini ada peraturan mengutamakan kenyamanan si kucing.
Kucingnya juga enggak rese, hehe.
Iqbal
Waduh kapan ya saya bisa ke Chiang Mai… Kota ini rasanya sudah dengar sejak kecil, rasanya adalah salah satu kota yang ada di Monopoli. Lisa beruntung bisa ke sana
Cha
Seru banget cafenya banyak kucing, boleh dibawa pulang gak? Hihi
Nur Husna Annisa
Kiraian namanya doang yang cafe kucing, ternyat ada kucing-kucingnya.
Kartini
Lisaaaa atuhlah gemas sekali ini kafeee… aku pasti bisa seharian kalo masuk kafe ini. Pen nangis gembira liatnyaa duh kucing everywhere.. aku suka banget kucing.
Tadi sempet penasaran, loh kok sepatu dibuka tumbenan. Ooh ternyata yaa begitu yaa emang harus dibuka. Aduh kucing.. pengen peluk 😀
Omed
Seru liatnya tuh cafe.. Eh di Jakarta selatan kayaknya ku pernah liat cafe kucing juga tai lupa namanya…
Dian Restu Agustina
Kafe ini wajib dikunjungi para pecinta kucing ..damai pasti di sini.
Aku suka kucing tapi gak pernah punya di rumah. Kakakku 2 orang pengidap asma dan sekarang anakku dua-duanya punya asma juga.
Aku pasti hepi kalau ke Cat Cafe ini
Diah Sally
Ihh seru banget yaa, waktu itu aku pernah denger di On the Spot kalau ada cafe macam ini juga di Jakarta kalau ga salah Jakarta bagian ujung.
Ngeliatnya aja asyik apalagi datang langsng yaa. Anyway tulisan kamu bagus kak. Suka ❤️
Febi
Haha, karena aku suka kucing kl aku di posisi mba, pasti aku bakal juga kegirangan.. tapi kl mba kn sm temennya kegirangan berdua.. tp kl aku, pasti aku doang yg kegirangan krn travelmate aku takut kucing :p
Muti
Waktu baca deskripsi post nya kupikir ini review cat cafe di Bandung, ternyata……jauh….hahaha….suasananya seru yah di sana, bisa ketemu sesama pecinta kucing juga
Puspa Harahap
Aku udh lama banget pengen ke kafe ini blm jadi jadi.. huuuu… Makin pengen nih jadinya. 😭Sebagai pecinta kucing wajib nih
airin
Aku pikir itu kucing beneran. Ternayata cuma foto toh? mantap deh kak, mau terbang takut kabut asap. Hahaha
Inez Dwijayanti
Wah makasih.
Jadi Tau Ada kafe yg Ada kucingnya bs stress relieve.
Suci Margi Pangesti
Kak, aku lihat nama cafenya aja bisa dipastikan ga akan masuk. Apalagi setelah lihat begitu banyaknya kucing berkeliaran bebas. Bisa nangis doang akutuh.
Nunik Utami
Ya ampun itu nggemesin banget yaa kucingnya. Pengen banget ngelus2 yg abu2 tuh.
Lidya
Lucu juga ya kafenya sambil makan minum bisa ngelus & meluk kucing. Tapi kalau aku pasti gak akan masuk bisa triak-triak hihihi. Kalau sama kucing gak takut tapi kalau didatangin aku baru takut
Yunita Tresnawati
Meski bukan pencinta kucing tapi ngeliat kafenya lucuk banget. Seru ihh jalan2nya
Ria
hi, thanks ya sudah mampir di blog saya… Duh, tuh kucing2 lucu amat… Kl sudah nongkrong di sana bisa2 mager beneran deh 🙂