Musim menanggalkan daun-daun. Rerumputan hijau berubah kecokelatan, menghiasi gugusan pulau-pulau eksotis tak berpenghuni di Taman Nasional Pulau Komodo. Tak terkecuali Pulau Padar.

Dahsyatnya Ombak TN Komodo 1
Taman Nasional Komodo (sesaat sebelum ombak menderu)

Waktu menunjukkan pukul setengah empat sore. Kapal LOB (living on board) yang menjadi tempat peristirahatan kami selama tiga hari bergegas melanjutkan perjalanan menuju Pulau Padar. Riak-riak ombak tampak begitu tenang mengiringi perjalanan kami, hingga tak disangka-sangka ombak menari begitu cepat, semakin cepat, dan tak lagi terkontrol. Ia berubah ganas. Tariannya terus-menerus menabrak kapal kami dari berbagai sisi hingga oleng. Lagi, lagi, dan lagi. Ombak terus menghantam kapal kami yang seakan tertatih di tengah luasnya lautan.

“Duh, mual. Mau ke kamar aja.” Merin, teman seperjalananku, menyerah saat kapal kami bergoncang tiada henti. Aku yang masih memilih duduk di geladak berpegangan erat pada tiang penyangga kapal. Tak lupa mengucap doa dalam hati, berharap agar ombak berubah bersahabat.

Jantungku bertalu-talu. Tatapanku berubah nanar. Gelisah mulai menghantui, namun aku berusaha tetap tenang. Kupandangi sekeliling. Suasana begitu mencekam. Terjangan ombak yang begitu dahsyat tak henti-hentinya menghantam kapal. Deburannya seakan mengepak-ngepak, menampar wajahku yang masih memerah terbakar matahari siang tadi.

Hanya ada tiga buah kapal yang menerjang ombak sore itu, yang kesemuanya adalah teman-teman seperjalananku. Di sana, aku melihat bagaimana ganasnya ombak yang tak henti-hentinya menghantam kapal. Kapal melaju dengan terseok-seok bak kaki yang lumpuh tanpa bantuan tongkat penyangga.

Bagaimana jika kapal kami karam diterjang ombak? Bukankah perairan Taman Nasional Komodo memang terkenal dengan ombaknya yang cukup dahsyat? Bukankah sebulan sebelum melakukan perjalanan ke pulau ini, sebuah kapal yang membawa 19 orang mahasiswa tenggelam dihantam ganasnya ombak di sini? Duh, bagaimana ini? Nggak lucu kan kalau ketiga kapal kami karam bersama-sama. Amit-amit deh.

Dengan cepat, aku mencari berita mengenai kapal karam itu. Berharap mendapatkan jawaban apa yang harus aku lakukan jika memang kapal kami harus karam. Tapi Tuhan berkehendak lain. Meskipun dideru ombak yang begitu dahsyat, kami berhasil menempuh perjalanan hingga tiba di Pulau Padar.

Dahsyatnya Ombak TN Komodo 5
Teman mengarungi lautan dan dahsyatnya ombak 😛

Beberapa temanku terlihat mual. Mereka berjalan dengan tubuh lunglai sembari meraih lengan teman yang lain. Tubuh mereka masih trauma dengan goncangan ombak yang menerjang kapal kami terus-menerus.

Sedangkan aku? Mungkin karena sedari tadi memandangi keganasan ombak, tubuhku tidak setrauma temanku yang lain. Aku masih bisa berpijak dengan tenang meski awalnya harus terseok-seok. Atau entahlah, mungkin karena merasa terlalu senang bisa menginjakkan kaki di Pulau Padar, tanpa sadar aku langsung berlari menaiki satu per satu anak tangga menuju puncak Pulau Padar. Ah, terima kasih Tuhan, akhirnya aku dan teman-teman bisa menginjakkan kaki di Pulau Padar ini. Terima kasih karena kami masih selamat setelah melalui terjangan ombak yang begitu dahsyat sore tadi.

DCIM102GOPROGOPR8263.

Recommended Posts